Jumat, 12 November 2010
INVESTASI DENGAN CARA MENCICIL
Strategi ini cukup efektif karena waktu di dalam investasi sangat penting. Semakin cepat Anda memulai dalam investasi saham, hasil yang akan Anda dapatkan akan semakin besar. Anda tidak perlu menunggu untuk memiliki sekian ratus juta atau sekian miliar sebelum Anda bisa berinvestasi saham. Sebaiknya Anda memilih
sekuritas yang setoran awalnya tidak terlalu tinggi dan tidak memberikan komisi minimal per hari transaksi.
Strategi ini juga berguna untuk menyiasati fluktuasi harga saham dari waktu ke waktu. Dengan demikian strategi ini disebut juga diversifikasi risiko berdasar waktu. Tabel di bawah ini akan menunjukkan perbedaan apabila Anda melakukan investasi ‘menabung’ saham setiap bulannya.
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Pendekatan Sistem dan Teknologi Informasi
A. Sistem Informasi Akuntansi dan Lingkungan Bisnis
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu rerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Wilkinson, 1991). Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis. Tipe transaksi dasar adalah:
(1) Penjualan produk atau jasa,
(2) Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari suplier,
(3) Penerimaan kas,
(4) Pengeluaran kas kepada suplier,
(5) Pengeluaran kas gaji karyawan. Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi
akuntansi berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan.Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemrosesan informasi. Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses informasi disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi, seperti laporan keuangan dari sistem pemrosesan transaksi. Namun sebagian besar diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai tanggung jawab pokok untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan penting seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor. Konsep perancangan sistem seharusnya mencerminkan prinsip-prinsip perusahaan. Berikut ini dasar-dasar yang perlu diperhatikan dalam prioritas perancangan sistem menurut Wilkinson (1993):
1. Tujuan dalam perencanaan sistem dan usulan proyek seharusnya dicapai untuk menghasilkan kemajuan dan kemampuan sistem yang lebih besar.
2. Mempertimbangkan trade-off yang memadai antara manfaat dari tujuan perancangan sistem dengan biaya yang dikeluarkan.
3. Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem.
4. Melayani berbagai macam tujuan.
5. Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari pengguna sistem (user). Sedangkan Barry E. Cushing (1983) mengemukakan bahwa:
1. Kesesuaian desain sistem dengan tujuan sistem informasi dan organisasi.
2. Berdasarkan kelayakan ekonomis, berarti sistem memiliki net present value positif.
3. Kelayakan operasional, input dikumpulkan ke sistem dan output-nya dapat digunakan.
4. Kelayakan perilaku, berarti sistem berdampak pada kehidupan kualitas kerja users.
5. Kelayakan teknis, ketersediaan teknologi untuk mendukung sistem serta teknologi mudah diperoleh atau dikembangkan.
6. Disesuaikan dengan kebutuhan informasi users.
B. Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas, data, jaringan dan teknologi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi seharihari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer. Ada dua tipe sistem informasi, personal dan multiuser. Sistem informasi personal adalah sistem informasi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi personal dari seorang pengguna tunggal (single user). Sedangkan sistem informasi multiuser didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi dari kelompok kerja (departemen, kantor, divisi, bagian) atau keseluruhan organisasi. Untuk membangun sistem informasi, baik personal maupun multiuser, haruslah mengkombinasikan secara efektif komponen-komponen sistem informasi, yaitu: prosedur kerja, informasi (data), orang dan teknologi informasi (hardware dan software)
D. Data dan Informasi Akuntansi
Setiap sistem informasi akuntansi melaksanakan lima fungsi utama, yaitu pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen data, pengendalian data (termasuk security), dan penghasil informasi.
1. Pengumpulan Data
Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukkan data transaski melalui formulir, mensyahkan serta memeriksa data untuk memastikan ketepatan dan kelengkapannya. Jika data bersifat kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data jauh dari lokasi pemrosesan, maka data harus ditransmisikan lebih dahulu.
2. Pemrosesan Data
Pemrosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi output. Fungsi pemrosesan data terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian atau menetapkan data berdasar kategori yang telah ditetapkan.
2. Menyalin data ke dokumen atau media lain.
3. Mengurutkan, atau menysusn data menurut karaktersitiknya.
4. Mengelompokkan atau mengumpulkan transaski sejenis.
5. Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau arsip.
6. Melakukan penghitungan.
7. Peringkasan, atau penjumlahan data kuantitatif.
8. Membandingkan data untuk mendapatkan persamaan atau perbedaan yang ada.
3. Manajemen Data
Fungsi manajemen data terdiri atas tiga tahap, yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan pemunculan kembali (retrieving). Tahap penyimpanan merupakan penempatan data dalam penyimpanan atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap pemutakhiran, data yang tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa terbaru. Kemudian pada tahap retrieving, data yang tersimpan diakses dan diringkas kembali untuk diproses lebih lanjut atau untuk keperluan pembuatan laporan. Manajemen data dan pemrosesan data mempunyai hubungan yang sangat erat. Tahap pengelompokkan data dan pengurutan data dari fungsi pemrosesan data, misalnya sering dilakukan sebagai pendahuluan sebelum dilakukan tahap pemutakhiran dalam fungsi manajemen data. Manajemen data dapat dipandang sebagai bagian dari pemrosesan data. Manajemen data akan menunjang pencapaian efisiensi aktivitas dalam proses menghasilkan informasi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen terutama mengenai informasi aktivitas dan informasi kebijakan manajemen.
4. Pengendalian Data
Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar:
(1) untuk menjaga dan menjamin keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan
(2) untuk menjamin bahwa data yang diperoleh akurat dan lengkap serta diproses dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai.
5. Penghasil Informasi
Fungsi penghasil informasi ini terdiri atas tahapan pemrosesan informasi seperti penginterprestasian, pelaporan dan pengkomunikasian informasi.
E. Informasi Operasi, Informasi Akuntansi Manajemen dan Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi yang dihasilkan oleh SIA adalah informasi akuntansi yang dapat berupa informasi operasi (IO), informasi akuntansi manajemen (IAM), dan informasi akuntansi keuangan (IAK). IO disiapkan hampir mirip dengan IAM. Bedanya adalah IO dikhususkan untuk membuat laporan yang memuat kegiatan operasi perusahaan. Kegiatan operasi yang dimaksud adalah aktivitas utama dan aktivitas lain yang timbul dalam peusahaan tersebut. Aktivitas utama biasanya berasal dari aktivitas pembelian bahan mentah, pengolahan atau pemrosesan, dan penjualan produk hasil dari pemrosesan sebelumnya. Aktivitas lain dapat berupa aktivitas akuntansi, administrasi dan umum dan lain-lainnya. Aktivitas operasi selain dapat menghasilkan informasi operasi, dapat pula diolah untuk menghasilkan informasi akuntansi manajemen dan informasi akuntansi. Informasi akuntansi manajemen disiapkan untuk kebutuhan pihak internal untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusan. Informasi ini tidak dibatasi oleh PABU, merupakan informasi inovatif yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi perusahaan tertentu. Informasi akuntansi keuangan adalah informasi bertujuan umum (general purposes) yang disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Informasi ini bertujuan umum sebab disiapkan untuk pihak internal dan eksternal. IAK disajikan dengan asumsi bahwa informasi yang dibutuhkan investor, kreditor, calon investor dan kreditor, manajemen, pemerintah, dan sebagainya dapat mewakili kebutuhan informasi pihak lain selain investor dan kreditor. Dengan demikian dibutuhkan satu informasi seragam untuk semua pihak yang berkepentingan dengan bisnis perusahaan. Umumnya, IAK disusun dan dilaporkan secara periodik, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen terhadap informasi yang tepat waktu. Selain itu, IAK disajikan dengan format yang terlalu kaku, sehingga kurang mampu memenuhi informasi yang dibutuhkan manajemen.
F. Teknologi Sistem Informasi Akuntansi
Teknologi informasi yang meliputi komputer dan telekomunikasi memampukan (enable) suatu entitas mengumpulkan data, menyimpan, mengolah, dan melaporkan serta mendistribusikan informasi kepada para pemakai dengan kos yang relatif rendah. Teknologi informasi juga memampukan suatu entitas menangkap dan menangapi informasi eksternal secara efektif (effective sensing radar). Teknologi informasi (TI) digunakan untuk melaksanakan bisnis perusahaan (Wilkinson, 1991) dan menjadi mata rantai yang menghubungkan bisnis perusahaan dengan pemasok, bisnis perusahaan dengan pelanggan, dan antara pemasok dan pelanggan. Pihak-pihak yang terkait tersebut berhubungan karena adanya value chain. Dengan demikian, TI merupakan penghubung value chain antara bisnis perusahaan, pemasok, dan pelanggan. TI memicu adanya value system. Oleh karena itu, sistem informasi suatu entitas dapat manjadi sistem informasi entitas lain, maka akan menimbulkan share interest secara efisien. EDI memberikan keuntungan efisiensi bagi pelanggan dan pemasok. Jika pelanggan dapat melihat ke belakang melalui keseluruhan rantai sediaan dan pemasok dapat melihat ke depan keseluruhan rantai pelanggan, maka kondisi ini akan menimbulkan keseluruhan rantai hubungan. Bagi entitas, informasi yang terintegrasi melalui seluruh rantai hubungan bisnis akan menimbulkan keuntungan strategik untuk memaksimumkan value bagi pelanggan. Rantai hubungan bisnis ini akan mengarahkan perhatian utama setiap entitas pada kebutuhan pelanggan (customers focus), bukan pada kepentingan individu related entities. Entitas dimungkinkan memiliki informasi secara real-time, dan beberapa bentuk pelaporan real-time kepada investor, kreditor, dan pemakai lainnya menjadi suatu yang biasa. Teknologi informasi masa depan akan menyebabkan model aliran informasi di atas menjadi ketinggalan jaman. Informasi masa depan akan disajikan secara virtual atau merupakan information-dual (Elliot, 1994). Manajemen membutuhkan sistem informasi yang bersifat strategik sampai yang bersifat operasional. Penerapan teknologi informasi (seperti EDI) dalam SIA akan menjadikan SIA sebagai sistem informasi strategik (SIS) untuk menciptakan information-dual. Information-dual akan dapat mempengaruhi semua organisasi yang menghasilkan output secara virtual. Informasi ini dapat digunakan dalam pengukuran pertanggungjawaban internal dan eksternal. Information-dual menyebabkan perubahan besar lingkungan manajemen dan pertanggungjawaban. Sistem informasi ini dapat dianalogikan dengan sistem sensor pemanas, kebakaran dan banjir yang ditempatkan di setiap rumah. Untuk merealisasi information dual, alat sensor akan memonitor dan menangkap sinyal suatu kejadian dan memrosesnya secara real-time. Dengan demikian, manajemen dapat mencegah suatu proses menjadi semakin buruk dan mengubah tindakannya secara cepat dengan memonitor proses-proses secara real-time. Sistem informasi strategik akan didukung dengan terbentuknya sistem informasi operasi, sistem informasi akuntansi manajemen, dan sistem informasi akuntansi keuangan, bahkan sistem informasi tersebut menjadi sistem informasi strategik itu sendiri.
G. Pencapaian Sistem Informasi Akuntansi yang Memadai
Sebelum melaksanakan metodologi pengembangan sistem, maka perlu pemahaman terhadap kebijakan dan sekumpulan hal-hal mendasar yang menjadi keyakinan manajemen suatu organisasi terhadap sistem informasi. Kebijakan ini berkaitan denganb filosofi manajemen, dan sistem informasi yang proaktif. Secara umum ada dua filosofi yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem informasi organisasi, yaitu dipandang sebagai senjata pertahanan taktik dan senjata ofensif strategik. Pertama, sistem informasi dipandang sebagai senjata pertahanan taktik dan operasional untuk menentukan basic data, kebutuhan pemrosesan dan kewajiban pelaporan untuk membantu perusahaan tetap pada jalur yang harus dilalui dan bertahan hidup. Kedua, sistem informasi akuntansi dipandang sebagai senjata ofensif yang strategik untuk dapat memenangkan persaingan. Kebijakan sistem informasi yang proaktif akan menghilangkan pemisah antara departemen, personalia dan fungsi garis, serta menghilangkan batas wilayah negara. Kebijakan sistem informasi proaktif mengakui penerapan teknologi informasi, seperti telekomunikasi, komputer, electronic mail, computer-integrated manufacturing, teleshopping, teleconference, multifunctional workstations secara terintegrasi. Tujuan sistem informasi dan kebutuhan informasi yang didefinisikan secara jelas adalah salah satu kunci untuk suksesnya sistem informasi. Kesuksesan suatu sistem membutuhkan tujuan-tujuan yang terdefinisikan. Suatu sistem dengan tujuan tertentu akan menyelesaikan lebih banyak untuk suatu organisasi, daripada sistem tanpa tujuan, sedikit tujuan, atau tujuan yang ambisius (Calliueot and Lapayre, 1992). Calliueot and Lapayre (1992) menyatakan bahwa penciptaan suatu informasi efektif membutuhkan suatu pengorganisasian untuk mengembangkan sejumlah sistem-sistem pendukung. Penarikan staf yang kompeten dan layak adalah suatu tindakan yang sangat penting. Investasi yang besar dalam perangkat keras, perangkat lunak dan pendukung sistem yang lain adalah sesuatu yang penting, namun tanpa manusia bersumber daya yang kompeten untuk mengkoordinasikan sistem akan menghasilkan informasi yang tidak layak, tidak tepat waktu atau tidak akurat.
H. Aspek Pengendalian Intern Sistem Informasi Berbasis Komputer
Elemen pengendalian intern yang ada pada sistem informasi berbasis komputer hampir sama dengan sistem manual. Beberapa hal berikut menjadikan adanya penekanan yang berbeda pada pengendalian intern untuk kedua jenis sistem itu;
1. Sistem informasi terkomputerisasi lebih luas lingkup pengendaliannya karena sebagian besar proses tidak terlihat secara nyata oleh indra manusia.
2. Sedikitnya bukti berupa dokumen. Diperlukan desain sistem yang mampu meninggalkan jejak untuk keperluan pengauditan (audit trial).
3. Pengendalian harus diintegrasikan kedalam rancangan sistem sebagai salah satu elemen yang mendukung kekuatan desain sistem tersebut.
4. Diperlukan prosedur dokumentasi yang baik sehingga mampu merekam seluruh proses sekaligus pengmbangan sistem itu sendiri. Prosedur back-up termasuk dalam hal ini.
5. Perlu dilakukan sentralisasi informasi utnuk memudahkan pengendalian.
6. Memungkinkan pengendalian intern melalui program-program komputer.
7. Pengendalian pada salah satu fungsi mungkin dapat melemahkan pengendalian pada fungsi yang lain.
Elemen-elemen pokok pengendalian intern sistem informasi berbasis komuter dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pengendalian Manajemen (Management Control) Pengendalian manajemen yang diperlukan oleh sebuah sistem informasi meliputi:
1. Pengendalian terhadap rencana induk sistem informasi, apakah desain sistem informasi telah memenuhi garis besar dan spesifikasi yang dimaksud dalam rencana induk.
2. Pemisahan fungsi, berbeda sedikit dengan sistem manual. Fungsi yang perlu dipisahkan adalah:
● Perancangan dan penyusunan program sistem
● Operasi pengolahan data
● Dokumentasi program dan kepustakaan
● Seleksi dan pelatihan karyawan
● Perlu adanya buku petunjuk operasional sistem dan prosedur yang ada dalam sistem tersebut
● Pengendalian anggaran
3. Pengendalian Terhadap Pengembangan Sistem
Penerapan sistem informasi akuntansi berbasis komputer merupakan investasi yang besar, demikian pula untuk pengembangan selanjutnya. Perusahaan perlu melakukan pengendalian intern dalam mengembangkan sistem informasinya, jenis pengendalian yang diterapkan untuk hal ini adalah:
● Pengendalian siklus pengembangan sistem. Setiap usulan pengembangan sistem sebaiknya melalui sebuah prosedur yang memerlukan otorisasi dari manajer pengembangan sistem atau semacamnya.
● Pengendalian terhadap dokumentasi sistem. Pengendalian ini diperlukan karena dokumentasi sistem merupakan alat komunikasi antara perancang sistem dengan users. Sistem dan pengembangan sistem yang tidak didokumentasikan dengan baik akan menambah biaya pengembangan karena harus mencari informasi mengenai detail sistem ke pihak perancang terdahulu.
● Pengendalian terhadap pengubahan program. Perlu otorisasi seperti halnya pada pengendalian siklus pengembangan sistem.
4. Pengendalian Akses (Access Control)
Pengendalian akses merupakan kunci dari sistem informasi berbasis komputer. Penerapan berbagai teknik password bertingkat untuk mengendalikan akses setiap personil merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Pengendalian akses mencakup lingkup berikut:
● Pengendalian akses terhadap perangkat keras. Tidak setiap karyawan memiliki wewenang untuk keruangan di mana komputer induk dan media penyimpanan diletakkan. Selain itu perlu pula prosedur pengamanan perangkat keras dari berbagai bencana dan kecelakaan yang disebabkan oleh hal lain.
● Pengendalian akses terhadap perangkat lunak.
● Pengendalian terhadap dokumentasi program. Akses terhadap program ini hendaknya dilindungi melalui otorisasi dari pihak tertentu. Dengan memiliki dokumentasi program maka sangat memungkinkan seseorang memodifikasi program untuk kepentingan pribadi.
● Pengendalian terhadap program dan file-file data. Pengendalian ini mutlak diperlukan karena sangat banyak data yang dihasilkan dari sebuah sistem informasi yang bersifat rahasia yang perlu dilindungi dari pihak-pihak tertentu.
I. Komputerisasi Proses Akuntansi
Melihat karakteristik komputer dan karakteristik proses akuntansi, dapat disimpulkan bahwa ada bagian dari proses pencatatan yang fungsinya dapat diganti dengan komputer. Bila dipelajari sifatnya, proses mulai dari penjurnalan sampai ke pelaporan sebenarnya bersifat matematis (karena hubungan buku besar dapat ditunjukkan dalam persamaan akuntansi, sistematis (karena urutan mengerjakannya jelas) dan logis (karena unsur pertimbangan atau judgement tidak terlibat lagi). Dengan kata lain, proses tersebut sifatnya adalah penambahan, pembandingan, penyortiran, pereklasifikasian, dan peringkasan dengan cara tertentu yang sudah jelas atau pasti. Pekerjaan atau tugas yang demikian biasanya menjadi objek komputerisasi. Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis adalah langkah analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil pengolahan data oleh komputer juga ikut salah. Yang menjadi persoalan adalah siapakah orang yang bertugas untuk melakukan pemasukan data (data entry). Tentu saja tidak setiap orang dapat melakukan hal tersebuut. Hanya orang/operator tertentu yang diotorisasi dapat melakukan pemasukan data. Sistem akuntansi dengan komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi dengan mekanisme pengamanan sehingga tidak setiap orang dapat mengubah data walaupun orang tersebut masih tetap dapat menggunakan komputer yang sama untuk tujuan lain. Untuk dapat menjalankan program dan melakukan pemasukan data orang/operator yang diotorisasi untuk itu diberi kode khusus (disebut password) agar dapat membuka file akuntansi dan melakukan pencatatan transaksi tertentu. Cara ini merupakan salah satu contoh pengaman dan merupakan salah satu cara untuk menentukan orang yang bertanggung jawab bila terjadi kesalahan atau penyalahgunaan informasi. Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas keyboard, layar monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang mempunyai komputer berskala besar, komputernya sendiri biasanya tidak tampak atau tidak terletak di dekat terminal tersebut tetapi khusus terletak di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam hal mikrokomputer, semua perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri sebagi suatu sistem. Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi manjadi tidak ada lagi, konsep yang dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap diperlukan karena apa yang dikerjakan oleh komputer tetap mengikuti konsep yang digunakan dalam sistem akuntansi manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar utang dan laporan interim dapat disusun dan dicetak setiap saat dengan segera. Kalau data penyesuaian telah dimasukkan dalam komputer maka laporan keuangan akhir dapat segera dicetak. Oleh karena itu, dalam sistem komputer tidak diperlukan lagi kertas kerja seperti pada sistem manual. Perlu dicatat bahwa konsep pelaporan keuangan tidak dapat diganti oleh komputer, yang dapat diganti dengan komputer adalah proses pengolahan datanya. Oleh karena itu, bagian akuntansi yang mengolah data dengan komputer sering disebut dengan bagian Electronic Data Processing (EDP) yang selain mengolah data akuntansi bagian ini juga mengolah data perusahaan yang lain.
Mencatat Transaksi dalam Sistem Komputer
Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat sehingga operator yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan mudah. Setiap langkah yang dikerjakan dalam siklus akuntansi (penjurnalan, pengakunan dan penyusunan daftar saldo) dapat dilakukannya dengan mengikuti instruksi yang langsung dapat dilihat pada layar monitor. Instruksi yang sudah disiapkan pada waktu merancang sistem biasanya ditampilkan di layar monitor dalam bentuk menu. Menu akan menyajikan daftar operasi yang dapat diminta oleh operator dan operator tinggal memilih operasi yang dikehendaki.
Keuntungan dan Kerugian dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
A. Dalam Bidang Sosial
Keuntungan :
1. Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara suatu tempat dan tempat yang lain.
Kerugian :
1. Dengan semakin pesatnya komunikasi membuat bentuk komunikasi berubah yang asalnya berupa face to face menjadi tidak. Hal ini dapat menyebabkan komunikasi menjadi hampa.
2. Seseorang yang terus menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi seseorang yang individualis.
3. Dengan pesatnya teknologi informasi baik di internet maupun media lainnya membuat peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi, pornoaksi, maupun kekerasan semakin mudah.
4. Kemajuan TIK juga pasti akan semakin memperparah kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat antara orang kaya dan orang miskin.
5. Maraknya cyber crime yang terus membayangi seperti carding, ulah cracker, manipulasi data dan berbagai cyber crime yang lainnya
6. Menurut Paul C Saettler dari California State University, Sacramento, Satu hal yang pasti, interaksi anak dan komputer yang bersifat satu (orang) menghadap satu (mesin) mengakibatkan anak menjadi tidak cerdas secara sosial.
B. Dalam Bidang Pendidikan
Keuntungan :
1. Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan.
2. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan.
3. Kemajuan TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
4. Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem TIK.
Kerugian :
1. Kemajuan TIK juga akan semakin mempermudahterjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.
2. Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah system tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal.
3. Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention).
C. Dalam Bidang Ekonomi
Keuntungan :
1. Semakin maraknya penggunaan TIK akan semakin membuka lapangan pekerjaan.
2. Bisnis yang berbasis TIK atau yang biasa disebut e-commerce dapat mempermudah transaksi-traansaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan
3. Dengan fasilitas pemasangan iklan di internet pada situs-situs tertentu akan mempermudah kegiatan promosi dan pemasaran suatu produk.
Kerugian :
1. Dengan mudahnya melakukan transaksi di internet menyebabkan akan semakin memudahkan pula transaksi yang dilarang seperti transaksi barang selundupan atau transaksi narkoba.
2. Hal yang sering terjadi adalah pembobolan rekening suatu lembaga atau perorangan yang mengakibatkan kerugian financial yang besar.
D. Dalam Bidang Pemerintahan
Keuntungan :
1. Tenologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut e-government membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar.
2. e-government juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.
3. Masyarakat dapat memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuaat oleh pemerintah sehingga dapat memperbaiki kinerja pemerintah.
Kerugian :
1. Semakin bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah akan membuka peluang terjadinya cyber crime yang dapat merusak system TIK pada e-government. Misalnya kasus pembobolan situs KPU ketika penyelenggaraan Pemilu oleh seorang cracker.
Kamis, 04 November 2010
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Elemen sistem :
Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi suatu susunan dasar adalah :Input, Transformasi, Output, Mekanisme Kontrol, Tujuan.
Jenis Sistem :
Sistem Lingkaran Terbuka sistem yang tidak mempunyai elemen mekanisme kontrol, dan tujuan.
Sistem Lingkaran Tertutup sistem yang disertai oleh adanya elemen mekanisme kontrol dan tujuan.
Sifat Sistem :
1. Sistem terbuka : Sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumberdaya.
2. Sistem Tertutup : Sistem yang sama sekali tidak berhubungan dengan lingkungannya.
Sistem Fisik : sistem yang terdiri dari sejumlah sumber daya fisik
Sistem Konseptual : sistem yang menggunakan sumberdaya konseptual (data dan informasi) untuk mewakili suatu sistem fisik.
Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer
Fokus Awal Pada Data
Pada awal abad ke 20 pemakaian komputer terbatas hanya untuk aplikasi akuntansi dan digunakan nama EDP yang merupakan aplikasi sistem informasi yang paling dasar dalam setiap perusahaan. Sekarang kita menggunakan istilah SIA untuk menggantikan EDP.
Fokus Baru Pada Informasi
Konsep penggunaan komputer untuk mendukung sistem informasi manajemen mulai diperkenalkan pada tahun 1964 oleh para pembuat komputer. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen.
Fokus Revisi Pada Pendukung Keputusan
Sementara SIM terus berkembang dalam menghadapi kelemahan-kelemahannya, muncul pendekatan baru dengan nama DSS, yaitu sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer.
Fokus Sekarang Pada Komunikasi
Penerapan OA (Office Automation) untuk memudahkan komunikasi dan peningkatan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor lainnya melalui penggunaan alat-alat elektronik.
Fokus Potensial Pada Konsultasi
Saat ini sedang berlangsung gerakan untuk menerapkan Kecerdasan Buatan (AI) bagi masalah-masalah bisnis. Ide dasar dari AI adalah bahwa komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia.
Definisi SIA :
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1. SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data rinci
4. Berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal
Perbedaan SIA dan SIM :
• SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
• SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
2 komponen SIA
- Spesialis Informasi
- Akuntan
Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
1. Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
- informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
- Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Didalam Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu :
1. Sistem Akuntansi Biaya
2. Sistem Budgeting
Sistem Akuntansi Biaya
Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Budgeting
adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan
Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1. Analisa Perilaku
2. Metode kuantitatif
3. Komputer
Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.
Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.
Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN BILLING SISTEM PDAM
• Latar Belakang
Informasi adalah data yang berguna yang selanjutnya diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan sumberdaya yang diatur untuk mengubah data transaksi keuangan menjadi informasi keuangan (akuntansi). Produktivitas perusahaan dapat ditingkatkan dengan sistem informasi akuntansi yang baik.
Masalah yang dihadapi beberapa PDAM saat ini adalah belum adanya aplikasi terintegrasi yang meliputi billing system, pencatatan piutang, persediaan, aktiva tetap, dan akuntansi.
Sistem Informasi Akuntansi dan Billing System PDAM adalah sebuah system komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses Billing system dan pencatatan piutang yang ada pada beberapa PDAM yang semula hanya berupa rekaman data tagihan pelanggan dalam bentuk file data saja (back end) dan aplikasi yang ada sebagian besar masih berbasis DOS sehingga pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan dilakukan secara manual dan memerlukan waktu yang lama. Beberapa PDAM lainnya memang sudah memiliki aplikasi sistem informasi akuntansi namun aplikasi tersebut saat ini belum terhubung dengan subsistem lainnya semisal billing, inventory dan fixed asset.
Sejak tahun 2003 BPKP telah mengembangkan dua buah versi sistem informasi akuntansi PDAM yang terintegrasi (selanjutnya lebih dikenal dengan software “Sikompak”). Saat ini Sikompak versi basic (fitur lengkap tetapi tidak terintegrasi) telah diinstall pada lebih dari 30 PDAM di seluruh Indonesia, sementara untuk versi Sikompak terintegrasi telah diimplementasikan pada PDAM Kota Balikpapan, PDAM Kabupaten Karawang, PDAM Kabupaten Banyumas, PDAM Kabupaten Purworejo, PDAM Kabupaten Kulonprogo, dan PDAM Kota Samarinda. Untuk beberapa PDAM lain seperti PDAM Kab. Solok, PDAM Tarakan, PDAM Kutai Kartanegara, dan PDAM Gorontalo saat ini masih dalam tahap awal implementasi.
Tujuan Kegiatan
Terciptanya aplikasi sistem informasi akuntansi (SIA) yang terintegrasi di mana di dalamnya mencakup billing system, pencatatan piutang, pencatatan persediaan, pencatatan aktiva tetap, dan akuntansi yang dapat mendukung pengambilan keputusan.
Sasaran/Hasil yang Diharapkan
1. Sistem Informasi Akuntansi akan menghasilkan output berupa pelaporan atas seluruh transaksi keuangan perusahaan dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu, Neraca Perusahaan, Laporan Rugi Laba dan Laporan Arus Kas. SIA yang dirancang secara sistematis dan mengadopsi teknologi informasi ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam melakukan pencatatan transaksi dan menyajikan informasi yang akurat serta tepat waktu.
2. Sistem Informasi Aktiva Tetap dan Persediaan yang telah terkomputerisasi dan terintegrasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Informasi Akuntansi, akan menghasilkan laporan-laporan pendukung bagi laporan keuangan PDAM, berupa rincian-rincian persediaan dan aktiva tetap.
3. Dengan implementasi Billing System yang terkomputerisasi dan terintegrasi maka diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam melakukan pencatatan, pengolahan data transaksi serta menyajikan informasi yang akurat serta tepat waktu. Hal ini sangat memungkinkan karena billing system telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat menangani transaksi secara on-line, bahkan data yang ada dapat digunakan untuk informasi tagihan rekening air minum lewat telepon maupun transaksi on-line lewat ATM.
Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup Implementasi aplikasi Sikompak pada Bagian Akuntansi/Pembukuan meliputi pencatatan dan pengolahan data atas transaksi keuangan yang meliputi penjurnalan, posting hingga menghasilkan laporan keuangan perusahaan (General Ledger System).
2. Ruang lingkup Sistem Informasi Aktiva Tetap dan Persediaan terdiri dari mutasi penambahan dan pengurangan pada aktiva tetap dan persediaan serta perhitungan penyusutan dan nilai buku aktiva tetap.
3. Ruang Lingkup implementasi Billing System yang telah terkomputerisasi terdiri dari beberapa sub-sistem antara lain sub-sistem penyambungan baru, sub-sistem administrasi rekening, sub-sistem pelayanan pelanggan (customer service) dan sub-sistem penagihan dan penerimaan kas.
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
1. Tahap Persiapan:
1. Pembentukan Tim Penyusun.
2. Survey awal, yang mencakup inventarisasi sumber daya yang dimiliki, mempelajari aplikasi dan database yang sudah dimiliki, mempelajari manual dan kebijakan akuntansi perusahaan, inventarisasi permasalahan serta inventarisasi/ mempelajari informasi dan format laporan yang diinginkan.
3. Penyusunan spesifikasi aplikasi SIA.
4. Penyusunan uraian rinci pekerjaan dan skedul kerja.
5. Penyusunan TOR dan MoU.
2. Tahap Penyusunan Aplikasi SIA
1. Penyusunan struktur database.
2. Transfer data dari format database lama kepada struktur database yang baru.
3. Penyusunan program/aplikasi SIA yang meliputi perancangan output, formulir dan program/aplikasi.
4. Pengujian awal aplikasi SIA.
5. Penyesuaian kembali aplikasi SIA.
6. Penyusunan manual aplikasi SIA.
3. Tahap Uji Coba Penerapan Aplikasi SIA
1. Sosialisasi dan presentasi aplikasi SIA yang baru.
2. Pelatihan operator.
3. Simulasi penerapan aplikasi SIA.
4. Reorganisasi penyimpanan hard copy document.
5. Penyesuaian rancangan aplikasi SIA sehingga diperoleh aplikasi SIA yang siap untuk digunakan.
4. Tahap Penerapan Aplikasi SIA
1. Penerapan aplikasi SIA secara menyeluruh.
5. Tahap Penyelesaian
1. Penyusunan laporan penyelesaian pekerjaan.
2. Pembahasan laporan penyelesaian pekerjaan dengan pejabat yang bertanggung jawab.
3. Pengesahan penggunaan aplikasi SIA.
6. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
1. Pemantauan atas penerapan aplikasi SIA.
2. Penyesuaian rancangan aplikasi SIA sehingga diperoleh aplikasi SIA yang lebih baik dan lebih mudah digunakan.
sumber:www.sistempelayananinformasipdam.com
APLIKASI SISTEM INFORMASI AKUTANSI
Sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Elemen sistem :
Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi suatu susunan dasar adalah :Input, Transformasi, Output, Mekanisme Kontrol, Tujuan.
Jenis Sistem :
Sistem Lingkaran Terbuka à sistem yang tidak mempunyai elemen mekanisme kontrol, dan tujuan.
Sistem Lingkaran Tertutup à sistem yang disertai oleh adanya elemen mekanisme kontrol dan tujuan.
Sifat Sistem :
Sistem terbuka : Sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumberdaya.
Sistem Tertutup : Sistem yang sama sekali tidak berhubungan dengan lingkungannya.
Sistem Fisik : sistem yang terdiri dari sejumlah sumber daya fisik
Sistem Konseptual : sistem yang menggunakan sumberdaya konseptual (data dan informasi) untuk mewakili suatu sistem fisik.
Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer
Fokus Awal Pada Data
Pada awal abad ke 20 pemakaian komputer terbatas hanya untuk aplikasi akuntansi dan digunakan nama EDP yang merupakan aplikasi sistem informasi yang paling dasar dalam setiap perusahaan. Sekarang kita menggunakan istilah SIA untuk menggantikan EDP.
Fokus Baru Pada Informasi
Konsep penggunaan komputer untuk mendukung sistem informasi manajemen mulai diperkenalkan pada tahun 1964 oleh para pembuat komputer. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen.
Fokus Revisi Pada Pendukung Keputusan
Sementara SIM terus berkembang dalam menghadapi kelemahan-kelemahannya, muncul pendekatan baru dengan nama DSS, yaitu sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer.
Fokus Sekarang Pada Komunikasi
Penerapan OA (Office Automation) untuk memudahkan komunikasi dan peningkatan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor lainnya melalui penggunaan alat-alat elektronik.
Fokus Potensial Pada Konsultasi
Saat ini sedang berlangsung gerakan untuk menerapkan Kecerdasan Buatan (AI) bagi masalah-masalah bisnis. Ide dasar dari AI adalah bahwa komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia.
Definisi SIA :
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
Berpegang pada prosedur yang relatif standar
Menangani data rinci
Berfokus historis
Menyediakan informasi pemecahan minimal
Perbedaan SIA dan SIM :
SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
2 komponen SIA
- Spesialis Informasi
- Akuntan
Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
- informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
- Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Didalam Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu :
Sistem Akuntansi Biaya
Sistem Budgeting
Sistem Akuntansi Biaya
à Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Budgeting
à adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan
Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
Analisa Perilaku
Metode kuantitatif
Komputer
Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.
Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini.
AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
Tujuan itu antara lain adalah:
1. Pengamanan atas aktiva
Dukungan sistem informasi berbasis komputer dalam pengamanan aktiva yang terdapat di bagian atau fungsi pengolahan data elektronik, yang meliputi: hardware, software, personel, file data dan pendukung sistem informasi. Hardware dapat saja rusak, data dapat hilang dan masih banyak kemingkinan yang terjadi. Seperti halnya aktiva lain, sistem informasi juga harus didukung oleh suatu sistem pengendalian internal yang memadai. Dukungan sistem informasi berbasis komputer dalam pengamanan aktiva
juga tidak terbatas hanya pada assets bagian PDE saja, tetapi meliputi juga bagian-bagian lain dalam organisasi.
2. Pemeliharaan atas integritas data. Integritas data (data integrity) di dalam sebuah sistem informasi berbasis komputer mempunyai pengertian bahwa data yang diolah dalam suatu sistem informasi berbasis komputer haruslah data yang memenuhi syarat:
lengkap (completeness)
mencerminkan suatu fakta yang sebenarnya (soundness)
asli, belum diubah (purity)
dapat dibuktikan kebenarannya (veracity)
Penggunaan sistem informasi berbasis komputer harus dapat meningkatkan efektifitas dalam pencapaian tujuan organisasi. Hal ini berarti adanya evaluasi sistem informasi dan kebutuhan pemakai terhadap sistem informasi.
3. Peningkatan Efisiensi
Penggunaan sistem informasi berbasis komputer harus dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yang dibutuhkan dalam upaya mendukung efisiensi operasi organisasi. Hal ini berarti adalah sebuah sistem informasi yang efisien yaitu dengan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi.
Dampak Komputer dalam Audit
Pada saat komputer pertama kali digunakan, banyak auditor mempunyai pemikiran bahwa proses audit akan harus nbanyak mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan penggunaan teknologi komputer. Ada dua utama yang harus diperhatikan dalam audit atas pemrosesan data elektronik, yaitu pengumpulan bukti (evidence collection) dan evaluasi bukti (evidence evaluation)
1. Proses Pengumpulam Bukti
Proses keandalan pengumpulan bukti dalam sebuah sistem yang terkomputerisasi seringkali akan lebih kompleks daripada sebuah sistem manual. Hal ini terjadi karena auditor akan berhadapan dengan keberadaan sebuah pengendalian internal pada sebuah sistem informasi berbasis komputer yang kompleks karena teknologi yang melekat dan sangat berbeda dengan pengendalian sistem manual. Sehingga sebuah sistem informasi berbasis komputer secara alamiah mempunyai inherent risk yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemrosesan manual.
Sebagai contoh dalam sebuah proses ‘update‘ data memerlukan seperangkat pengendalian yang memang berbeda karena kondisi alamiah yang melekatinya. Atau dalam proses pengembangan sebuah sistem, maka diperlukan pengendalian lewat berbagai ‘testing program’ yang mungkin tidak ditemui dalam sistem manual. Untuk itu auditor harus mampu memahami pengendaliannya untuk dapat memperoleh keandalan sebuah bukti yang kompeten.
Namun malangnya, memahami pengendalian dalam sebuah sistem yang berbasis teknologi sangatlah tidak mudah. Perangkat keras maupun lunak terus berkembang secara cepat seiring perkembangan teknologi. Sehingga selalu ada kesenjangan waktu antara teknologi yang dipelajari oleh auditor dengan perkembangan teknologi yang cepat.
Sebagai contoh, dengan meningkatnya penggunaan transmisi komunikasi data, maka auditor paling tidak juga harus memahami prinsip-prinsip kriptografi (penyandian) dalam sebuah jaringan yang terintegrasi.
Bukti audit dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer seringkali berupa angka-angka digital, dan kadangkalan sulit dalam penelusurannya karena tidak berbentuk fisik seperti di lingkungan manual.dokumen-dokumen konvensional (hardcopy) yang bersifat verifiable evidence dan mengarah ke paperless office. Dokumen atau hardcopy bukan lagi menjadi bagian utama untuk tujuan pencatatan. Dokumen-dokumen tersebut digantikan dengan sinyal kode binarydigit dalam bahasa komputer yang intangible.
Interaksi keahlian dalam Audit Sistem InformasiAudit Sistem Informasi bukan hanya sekedar perluasan dari traditional auditing (manual auditing). Kebutuhan akan audit sistem informasi beranjak dari dua hal, yaitu: Pertama, auditor menyadari bahwa komputer berpengaruh dalam fungsi atestasi yang mereka lakukan. Kedua, organisasi dan manajemen menyadari bahwa sistem informasi komputer merupakan sumberdaya yang bernilai sehingga perlu adanya pengendalian seperti halnya sumberdaya lain dalam organisasi.
Audit Sistem Informasi merupakan interseksi dari empat bidang ilmu, yaitu:
1. Taditional Auditing
Traditional Auditing memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang teknik pengendalian internal di sebuah sistem informasi.
Beberapa pengendalian yang dilakukan dalam audit tradisional dapat dilakukan secara langsung dalam pengendalian di lingkungan PDE. Metodologi umum untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang digunakan pada lingkungan PDE berasal dari audit tradisional. Auditor yang berpengalaman dan dengan tambahan pemahaman pengetahuan tentang komputer akan lebih mudah menerapkan logika pengendalian internal yang tradisional ke basis komputer.
2. Information System Management
Banyak kejadian ketika awal penerapan sebuah sistem pemrosesan data elektronik terjadi banyak ‘kecelakaan’. Seringkali memerlukan biaya yang sangat tinggi dan sering pula terjadi kegagalan dalam pencapaian tujuan. Hal ini karena belum adanya manajemen sistem informasi yang baik pada saat itu. Sebuah Information System Management akan menghasilkan cara-cara penerapan sistem informasi berbasis komputer pada perusahaan dengan lebih baik melalui tahap-tahap pengembangan sistem, seperti: analisis sistem, perancangan sistem, programming, testing, implementation dan kemudian operasional serta pemantauan dan evaluasinya.
3. Computer Science
Pengetahuan teknik mengenai ilmu komputer sangat penting agar dapat menghasilkan kemampuan sistem informasi berbasis komputer yang dapat digunakan untuk safeguard assets, integritas data, efektifitas dan efisiensi. Teknologi komputer yang berkembang pesat dengan munculnya e-commerce, e-business, dan sebagainya akan membawa pengaruh besar kepada perkembangan teknologi informasi.
4. Behavioral Science
Kegagalan penerapan sistem informasi berbasis komputer di banyak organsiasi seringkali juga karena masalah perilaku organisasional, yang terkadang sering diabaikan dalam pengembangan sistem informasi. Kegagalan tersebut dikarenakan oleh adanya ‘resistance to change’ yang berasal dari puhak-pihak yang terkena dampak penerapan sistem informasi berbasis
komputer.
Kamis, 28 Oktober 2010
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Siklus
Pembahasan akan kita mulai dari siklus pengembangan sistem.
1. Siklus Pengembangan Sistem
Untuk dapat merancang sebuah Sistem Informasi Akuntansi, kita harus melalui tahapan-tahapan pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah Planning (Perencanaan), Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Implementation (Implementasi), dan Post Implementation (Pascaimplementasi).
1.1 Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini, pengembang sistem melakukan perencanaan mengenai SIA yang akan dibuat. Seberapa besar perubahan yang harus dibuat dari sistem awal, infrastruktur apa saja yang dibutuhkan, berapa besar cost pengembangan dan benefit yang nantinya akan dihasilkan. Hasil akhir dari tahap perencanaan ini adalah proposal proyek atau dokumen perencanaan proyek (dapat anda buka di tautan ini).
1.2 Analysis (Analsis)
Dalam tahap ini, pengembang sistem melakukan analsis mengenai data-data apa saja yang harus dikelola, informasi apa saja yang harus dihasilkan, apa saja Entitas dan bagaimana Relationshipnya. Hasil dari tahap ini adalah ER-Diagram. Selain itu, analisis mengenai pengendalian internal (internal control) juga perlu dilakukan. SIA sangat terkait dengan SPI (Struktur Pengendalian Internal), karena informasi yang dihasilkan dari SIA harus memenuhi karakteristik kualitatif informasi (dapat cek di tautan ini). Untuk dapat memenuhi karakteristik kualitatif informasi tersebut, SIA harus digunakan juga sebagai bagian dari SPI. Adapun komponen dari SPI adalah Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pengawasan (Monitoring). Dalam tahap Aktivitas Pengendalian, terdapat Pengendalian Umum (General Control) dan Pengendalian Aplikasi (Application Control). Pembahasan mengenai kaitan SPI dan SIA dapat anda baca di tautan ini dan ini).
1.3 Perancangan (Design)
Dalam tahap ini, pengembang sistem merancang SIA dalam DBMS (Database Management System). ER-Diagram dan Pengendalian atas risiko yang mungkin muncul, diterapkan dalam rancangan aplikasi menggunakan DBMS, sehingga akan menghasilkan aplikasi SIA. Bila lebih mutakhir, aplikasi SIA dapat dibuat terintegrasi antar siklus (akan dibahas dalam pembahasan selanjutnya, siklus transaksi).
1.4 Implementasi (Implementation)
Dalam tahap ini, pengembang sistem mengimplementasikan SIA dalam organisasi. Permasalahan yang biasa terhadi adalah penolakan karyawan atas sistem baru (user resistance). Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini seperti phased in, parallel, direct, big-bang, dan lain sebagainya.
1.5 Pascaimpelementasi (Post Implementation)
Dalam tahap ini, sistem yang sudah diterapkan diperiksa secara berkala. Bugs-bugs yang muncul dibenahi, pemutakhiran field dalam table dilakukan jika terdapat transaksi atau data baru, atau pengelolaan konsistensi data.
2. Siklus Akuntansi
Akuntansi diawali dari munculnya transaksi yang kemudian dijurnal, jurnal diposting ke buku besar, kemudian dibuat neraca saldo, hasil dari neraca saldo ditampilkan dalam laporan rugi-laba, posisi keuangan (neraca), dan perubahan ekuitas. Bagaimana kita dapat melakukan proses ini di computer? Anda dapat membacanya di tautan ini. Mungkin pengembang sistem akan kebingungan, bagaimana cara memasukkan transaksi-transaksi ke laporan keuangan. Kuncinya ada dalam 3C (Chart of Account, Currency, Calendar).
3. Siklus Transaksi
Akuntansi memiliki siklus-siklus transaksi utama. Siklus transaksi ini adalah pengelompokan transaksi-transaksi yang sifatnya berulang dan keterjadiannya banyak. Kegunaan dari pengelompokan transaksi dalam siklus adalah memudahkan kegiatan operasi dan pembuatan laporan keuangan berbasis sistem. Contoh siklus transaksi adalah siklus pendapatan. Sebuah perusahaan pasti memiliki siklus pendapatan. Untuk perusahaan dagang,siklus pendapatan diawali dari pesanan pelanggan, penjualan, pengiriman. Transaksi ini akan terus berulang-ulang. Jika ada pelanggan yang mau beli, pasti akan memesan dahulu, kemudian melakukan transaksi pembayaran, dan pengiriman dilakukan.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan data menjadi informasi, siklus-siklus transaksi dapat dipisah per bagian (misalnya bagian penjualan), kemudian siklus-siklus tadi diintegrasikan untuk menghasilkan laporan keuangan.
ALUR SIA PADA PT. GROUP MOBIL
serangkaian dari satu atau lebih komponen
yang saling berelasi dan
berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan, yang terdiri dari pelaku, serangkaian
prosedur, dan teknologi informasi.
Fungsi Utama Sistem Informasi
Akuntansi :
Ada 3 fungsi utama dari sistem
informasi akuntansi bagi perusahaan,
yaitu:
a. Mengumpulkan dan menyimpan data
dari semua aktivitas dan transaksi
perusahaan
b. Memproses data menjadi informasi
yang berguna dalam pengambilan
keputusan yang memungkinkan bagi
pihak manajemen untuk melakukan
perencanaan, mengeksekusi perencanaan
dan mengontrol aktivitas
c. Menyediakan kontrol yang cukup
untuk menjaga aset dari organisasi,
termasuk data. kontrol ini memastikan
bahwa data akan tersedia ketika
dibutuhkan dan data tersebut akurat
dan dapat dipercaya.
Tujuan Pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi :
Salah satu tujuan dari pengembangan
sistem informasi akuntansi adalah
untuk menambah nilai bagi perusahaan.
Sistem informasi akuntansi dapat
memberi nilai bagi perusahaan dengan:
a. Informasi yang akurat dan tepat
waktu.
b. Penerapan sistem informasi akuntansi
yang meningkatkan kualitas dan
mengurangi biaya.
c. Meningkatkan pengambilan keputusan
yang tepat.
d. Meningkatkan pembagian pengetahuan
(knowledge sharing).
Subsistem Dasar dalam Sistem
Informasi Akuntansi :
Subsistem dasar dalam sistem informasi
akuntansi ada 5 siklus subsistem
yang terdiri dari pelaku, serangkaian
prosedur, dan teknologi informasi.
yaitu:
a. Expenditure Cycle (Siklus Pembelian)
b. Production Cycle/Conversion Cycle
(Siklus Produksi)
c. Revenue Cycle (Siklus Penjualan)
d. Human Resource/Payroll Cycle (Siklus
Penggajian)
e. Financing Cycle (Siklus Keuangan)
Kelima siklus di atas memberikan
data transaksi pada General Ledger &
Reporting Systems (Siklus Pencatatan)
untuk pencatatan dan komunikasi
informasi. General Ledger & Reporting
Systems meliputi semua kegiatan yang
berhubungan dengan penyiapan laporan
keuangan dan laporan manajerial
lainnya, termasuk transaksi yang tidak
rutin dan jurnal penyesuaian yang
beraneka ragam.
Proses dan Siklus Akuntansi :
Akuntansi adalah proses dari 3
aktivitas yaitu: mengidentifikasi, mencatat,
dan mengkomunikasikan kejadian
ekonomi dari sebuah organisasi. Proses
pertama adalah identifikasi, yaitu
aktivitas memilih kegiatan yang termasuk
kegiatan ekonomi. Proses kedua
adalah pencatatan, yaitu semua kejadian
ekonomi tersebut dicatat untuk menyediakan
sejarah dari kegiatan keuangan
dari organisasi tersebut. Proses ketiga
adalah komunikasi, informasi yang telah
didapat dari identifikasi dan pencatatan
tidak akan berguna bila tidak dikomunikasikan.
informasi ini dikomunikasikan
melalui persiapan dan distribusi dari
laporan akuntansi, yang paling umum
disebut sebagai laporan keuangan.
ANALIS SISTEM (SIA)
LANGKAH-LANGKAH ANALIS SISTEM
Identify, yaitu mengidentifikasi masalah
Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
Analyze, yaitu menganalisis sistem
Report, yaitu membuat laporan hasil analisis
MENGIDENTIFIKASI MASALAH (LANGKAH 1)
Tugas-tugas dalam mengidentifikasi masalah
Mengidentifikasi Penyebab Masalah
Mengidentifikasi Titik Keputusan
Mengidentifikasi Personil-Personil Kunci
MEMAHAMI KERJA DARI SISTEM YANG ADA (LANGKAH 2)
Menentukan Jenis Penelitian.Meliputi: wawancara, observasi, daftar pertanyaan, pengambilan sampel
Merencanakan Jadual Penelitian (Who, When, Where, What, How)
Mengatur Jadual Wawancara
Mengatur Jadual Observasi
Mengatur Jadual Pengambilan Sampel
Membuat Penugasan Penelitian
Membuat Agenda Wawancara
Mengumpulkan Hasil Penelitian
MENGANALISIS HASIL PENELITIAN
Menganalisis Kelemahan Sistem
Menganalisis Distribusi Pekerjaan
Menganalisis Pengukuran Pekerjaan
Menganalisis Keandalan
Menganalisis Dokumen
Menganalisis Laporan
Menganalisis Teknologi
Menganalisis Kebutuhan Informasi Pemakai/Manajemen , Walaupun menganalisis kelemahan-kelemahan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi merupakan tugas yang perlu, tetapi tugas ini saja belum cukup. Tugas lain dari analis sistem yaitu menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para pemakainya
MEMBUAT LAPORAN HASIL ANALISIS
Setelah proses analisis sistem ini selesai dilakukan, tugas berikutnya adalah membuat laporan hasil analisis. Laporan ini diserahkan ke steering committee yang seterusnya diserahkan ke manajemen
Tujuan utama penyerahan laporan ke manajemen
Bahwa analisis telah selesai dilakukan
Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen
Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen
Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya (dapat berupa meneruskan ke tahap desain sistem atau menghentikan proyek bila dipandang tidak layak lagi).
Sabtu, 23 Oktober 2010
E-COMMERCE (SIA)
Dalam dekade terakhir, banyak startup e-commerce perusahaan telah cepat dicuri pangsa pasar dari peritel tradisional dan penyedia layanan, menekan para pemain tradisional yang telah mapan untuk menggunakan situs web mereka sendiri commerce atau untuk mengubah strategi perusahaan sebagai pembalasan. Efek ini paling menonjol di bidang jasa perjalanan dan elektronik konsumen. Menurut comScore, pemesanan online perjalanan liburan mencapai sekitar $ 51B pada tahun 2005, atau 44% dari seluruh penjualan online, yang sekitar $ 122B pada tahun yang sama. Sekitar 30% dari semua perjalanan saat ini terjadi pemesanan online. Elektronik konsumen, yang meliputi pembelian kamera digital, ponsel, dan rumah PC, menyumbang hampir $ 26B penjualan e-commerce di seluruh dunia terjadi pada tahun 2006, menurut NPD Group. Sebagai bata tradisional dan perusahaan mortir terus kehilangan pangsa pasar untuk pemain e-commerce, mereka mungkin akan melihat penurunan terus pendapatan mereka, margin operasi, dan keuntungan. Penting untuk dicatat bahwa e-commerce sebagian besar pemain berada pada keunggulan kompetitif kepada pengecer. Mereka memiliki biaya operasi yang lebih rendah dan manajemen persediaan yang lebih baik karena beroperasi di lingkungan perdagangan virtual. Sebagai contoh, Amazon.com (AMZN) memiliki pendapatan per karyawan hampir $ 850k sedangkan mitra ritel, Best Buy (Bby) , menghasilkan pendapatan per karyawan hanya $ 270k. Jelas, e-commerce vendor akan memiliki paling diuntungkan jika mereka berhasil mengganggu akuisisi pelanggan ritel, distributor disintermediate / reseller, dan lembaga di bawah harga eceran. Sebagai konsekuensi dari keuntungan vendor e-commerce, prosesor transaksi keuangan dan perusahaan paket pengiriman antara vendor pendukung yang akan mendapatkan.
E-commerce Driver
Ada beberapa pendorong utama pertumbuhan e-commerce
Ekonomi, konsumen belanja, dan belanja ritel
Pada tingkat makro, aktivitas ekonomi secara keseluruhan, belanja ritel total dan perubahan gaya hidup konsumen pada umumnya merupakan pendorong utama untuk pertumbuhan e-commerce. Pada tingkat mikro, misalnya, naiknya harga minyak dan biaya bensin bisa manfaat e-commerce pemain, misalnya, itu mahal mengemudi lebih ke toko ritel offline daripada online belanja. Resesi awal tahun 2008 telah memperlambat e-commerce, namun secara keseluruhan penjualan masih terus berkembang. penjualan ritel AS online tumbuh 11% di Q1 2008 dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 16,9% di Q1 2007.
Online Perpajakan
Beberapa proposal telah dilakukan di negara bagian AS dan tingkat lokal yang akan memberlakukan pajak tambahan atas penjualan barang dan jasa melalui Internet. Usulan ini, jika diadopsi, secara substansial dapat mengganggu pertumbuhan e-commerce. Moratorium pemerintah federal AS di negara-negara dan pemerintah lokal lainnya memaksakan akses atau pajak diskriminatif di Internet berakhir pada bulan November 2007. Situasi perpajakan adalah satu dinamis, dan satu yang hati-hati diawasi oleh banyak pihak.
Diferensiasi vs Klik-dan-mortir
Banyak situs e-commerce telah membentuk posisi kepemimpinan mereka melalui harga yang rendah, kepuasan pelanggan yang tinggi, dan antarmuka yang mudah digunakan - namun posisi yang menjadi kurang dan kalah unik. Yang terbesar pengecer, seperti Wal-Mart, Target, dan Best Buy yang menekan sulit untuk mendapatkan pangsa pasar online. Ini terobosan pengecer klik-and-mortar telah membuat jelas pada data comScore baru-baru ini, yang menunjukkan lalu lintas pengguna unik di situs tersebut meningkat pada tingkat tahun-ke tahun yang lebih besar vs murni e-commerce pemain. Mereka bermain murni e-tailers yang mengembangkan dan menyebarkan teknologi web yang paling unik untuk meningkatkan pengalaman konsumen dan menjaga harga kompetitif akan berada dalam posisi terbaik untuk menangkal konvoi klik-and-mortar.
Penetrasi internet dan Emerging Markets
Global tingkat penetrasi internet memiliki dampak yang sangat besar pada tingkat pertumbuhan e-commerce. Saat ini, lebih dari 90% dari dunia tidak memiliki akses ke internet, dan karenanya, e-commerce. Mengurangi biaya internet surfing, pengembangan teknologi internet yang meliputi bandwidth diperluas, dan kecepatan meningkat & kehandalan bisa membuat e-commerce tersedia untuk kolam besar konsumen pasar berkembang. Di India, hanya sekitar 60 juta (atau 5,2%) dari jumlah penduduk 1 miliar total orang saat ini memiliki akses ke internet. Di Cina , tingkat penetrasi internet saat ini sebesar 19% pada bulan Juni 2008. Perusahaan yang dapat memperoleh traksi yang signifikan pertama di pasar negara berkembang akan berada di keuntungan besar kepada pesaing.
Online Layanan Perjalanan
Expedia (EXPE) dan Hotels.com antara banyak online penyedia layanan perjalanan sukses yang berdiri untuk mendapatkan yang terbaik dari tren pertumbuhan terakhir. Para pemain ini berfokus pada transaksi yang berhubungan dengan perjalanan untuk kursi penerbangan, kamar hotel, penyewaan mobil, kapal pesiar, wisata, dan sejumlah layanan lainnya. Travelzoo adalah pemain yang lebih kecil yang telah mengambil pendekatan baru untuk menjual paket perjalanan.
Online Retail
Overstock.com (OSTK) dan Amazon.com (AMZN) , dua dari pengecer online yang sukses lebih, harus terus melakukan dengan baik karena fokus elektronik konsumen mereka.
Elektronik Konsumen
Sony (ESN) dan Philips Electronics adalah salah satu produsen elektronik konsumen terkemuka manfaat dari peningkatan perdagangan elektronik konsumen penjualan-e. Untuk perusahaan-perusahaan, keberadaan internet meningkatkan visibilitas, ketersediaan mudah dan volume penjualan produk elektronik mereka konsumen.
Jasa Transaksi Keuangan
EBay / PayPal dan Authorize.net adalah contoh dari dua transaksi prosesor keuangan terkemuka yang terluka setiap kali Anda melakukan pembelian online menggunakan platform pengolah mereka. Lebih dari 175 ribu pedagang menggunakan Authorize.net (Anet) untuk membantu konsumen menerima kartu kredit dan pembayaran cek elektronik online. Sebagai pedagang lebih bergerak online, jenis perusahaan bisa melihat nasib mereka mempercepat.
Industri Perjalanan
Travel perusahaan jasa, seperti maskapai penerbangan, hotel, kapal pesiar, dan perusahaan rental mobil, juga manfaat dari perantara e-commerce menjual produk mereka lebih cepat dan mudah dibandingkan sebelumnya mungkin dan basis konsumen yang lebih luas.
Pengiriman
FedEx (FDX) dan United Parcel Service (UPS) , dua dari pemain perusahaan pelayaran besar, bertanggung jawab untuk pengiriman sebagian besar produk yang dibeli secara online oleh konsumen. Sebagai konsumen terus membeli lebih banyak online, perusahaan-perusahaan ini akan melihat permintaan untuk naik jasa pengiriman mereka.
Bold teks === E-commerce Software === Banyak perusahaan tertarik menjual produk dan layanan melalui internet memilih untuk kontrak pembangunan dan pengoperasian e-commerce platform mereka ke vendor pihak ketiga. Beberapa perusahaan, seperti eCommerce Volusion, GSI Commerce (GSIC) dan Digital River (DRIV) menawarkan komprehensif, paket terintegrasi yang meliputi perangkat lunak, web hosting, pemenuhan pesanan, distribusi dan pemasaran online. perusahaan lain menawarkan lebih banyak layanan terbatas seperti ARIBA (ARBA) dan Akamai Technologies (Akam) . Kedua perusahaan vendor perangkat lunak e-commerce yang membuat uang dengan menjual perangkat lunak untuk aplikasi e-commerce. Semua penyedia layanan e-commerce berdiri untuk mendapatkan sebagai e-commerce memprcepat lalu lintas.
Pengecer tradisional seperti Gap yang scrambling untuk mengikuti tren e-commerce, yang menawarkan belanja online di katalog Selain toko tradisional.
User Interface
E-commerce software berada di fase awal dari ukiran daerah fitur inti kami, baik yang terintegrasi dalam perangkat lunak atau melalui kemitraan dengan pihak ketiga. Fitur tersebut sebagai pemasaran (SEO), pemenuhan (pengiriman) dan seperti yang disebutkan sebelumnya web-hosting menjadi sebanyak bagian dari perangkat lunak sebagai kemampuan untuk hanya menyediakan manajemen pesanan. Selain itu, perusahaan-perusahaan seperti aitendant berfokus pada desain interface untuk memberikan pengalaman commerce e-lebih kuat. Emerging teknologi termasuk instruksi bahasa alami.
Web Analytics
Salah satu niche yang menarik dari layanan e-commerce adalah daerah "analisis Web-". Alat-alat ini memberikan pengelolaan toko online dan semua jenis platform e-commerce di dalamnya besar apa yang terjadi di situs Web mereka. Secara khusus mereka mengijinkan mereka untuk run-time eksperimen nyata dengan iklan mereka dan pemasaran, untuk memungkinkan mereka untuk cepat mengoptimalkan penjualan pipa . Tidak hanya bisa mereka katakan ketika penjualan meningkat, tetapi mereka juga dapat melihat iklan tersebut dibawa penjualan, dan pelanggan mengambil rute melalui situs e-commerce untuk sampai ke sana.
E-BUSINESS (SIA)
E-BUSINESS
( E lectronic- BUSINESS ) Melakukan bisnis online. Istilah ini sering digunakan sinonim dengan e-commerce, e-bisnis tapi lebih dari sebuah istilah payung untuk memiliki kehadiran di Web. Sebuah situs e-bisnis mungkin sangat komprehensif dan menawarkan lebih dari sekedar menjual produk dan jasa. Sebagai contoh, mungkin fitur fasilitas pencarian umum atau kemampuan untuk melacak pengiriman atau diskusi berulir. Dalam kasus tersebut, e-commerce akan mengacu pada pengolahan komponen urutan situs.
Bisnis elektronik, biasanya disebut sebagai “eBusiness” atau “e-bisnis”, dapat didefinisikan sebagai penerapan teknologi informasi dan komunikasi ( TIK ) untuk mendukung seluruh kegiatan usaha. Commerce merupakan pertukaran produk dan jasa antara perusahaan, kelompok dan individu dan dapat dilihat sebagai salah satu kegiatan penting dari bisnis apapun. Electronic commerce berfokus pada penggunaan ICT untuk mengaktifkan kegiatan eksternal dan hubungan bisnis dengan individu, kelompok dan usaha lainnya.
Metode bisnis elektronik memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan data internal dan eksternal sistem pemrosesan lebih efisien dan fleksibel, untuk bekerja lebih erat dengan pemasok dan mitra, dan untuk lebih memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan mereka.
Dalam prakteknya, e-bisnis adalah lebih dari sekedar e-commerce . Sementara e-business mengacu pada strategis lebih fokus dengan penekanan pada fungsi yang terjadi dengan kemampuan elektronik, e-commerce adalah bagian dari strategi e-bisnis secara keseluruhan. E-commerce berusaha untuk menambah aliran pendapatan menggunakan World Wide Web atau Internet untuk membangun dan meningkatkan hubungan dengan klien dan partner dan untuk meningkatkan efisiensi dengan menggunakan strategi kapal Kosong. Seringkali, e-commerce melibatkan aplikasi dari manajemen pengetahuan sistem.
A. Model-model E-business
E-Business atau E-Bisnis dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-bisnis memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.
Dalam penggunaan sehari-hari, e-bisnis tidak hanya menyangkut e-dagang (perdagangan elektronik atau e-commerce) saja. Dalam hal ini, e-dagang lebih merupakan sub bagian dari e-bisnis, sementara e-bisnis meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan data elektronik, termasuk pemasaran Internet (e-pemasaran). Sebagai bagian dari e-bisnis, e-dagang lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat Internet. Dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan, e-dagang mempunyai goal untuk menambah pendapatan dari perusahaan
Sementara itu, e-bisnis berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk value chain: pembelian secara elektronik (electronic purchasing), manajemen rantai suplai (supply chain management), pemrosesan order elektronik, penanganan dan pelayanan kepada pelanggan, dan kerja sama dengan mitra bisnis. E-bisnis memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya.
E-business merujuk pada seluruh penggunaan tingkat lanjut dalam teknologi informasi, khususnya teknologi jaringan dan komunikasi, untuk meningkatkan cara organisasi melakukan seluruh proses bisnisnya.Terdapat dua model E-business, yaitu :
1. B2C (Business to Consumers)
Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara individu dan organisasi. Business to consumers atau business to costumer menggambarkan kegiatan bisnis melayani konsumen dengan produk atau jasa. Misalkan orang membeli sepasang sepatu dari pengecer. Transaksi yang mengarah ke sepatu agar tersedia untuk pembeli, yaitu pembelian kulit, tali, karet, dll serta penjualan sepatu dari pembuat sepatu ke pengecer akan dianggap transaksi B2C.
Karakteristik B2C :
- Antara organisasi dengan perorangan
- Nilai uang yang dilibatkan lebih kecil
- Transaksi tidak sering terjadi
- Relatif sederhana
2. B2B (Business to Business)
Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara organisasi dengan organisasi (antar organisasi). menggambarkan transaksi perdagangan antara perusahaan, seperti antara manfaktur dan grosir, atau antara grosir dan pengecer. Volume transaksi B2B jauh lebih tinggi dibandingkan volume transaksi B2C. Alasan utamanya karena dalam rantai pasokan (Supply chain) ada banyak transaksi B2B yang mencakup bahan baku dan penjualan produk jadi ke konsumen. Sebagai contoh, sebuah produsen mobil membuat beberapa transaksi B2B seperti membeli ban, kaca untuk kaca jendela, dan selang karet untuk kendaraan. Transaksi terakhir adalah saat kendaraan jadi yang dijual kepada konsumen yang merupakan transaksi (B2C) tunggal.
Karakteristik B2B :
- Antar organisasi
- Nilai uang yang dilibatkan lebih besar
- Hubungan yang kuat dan berkelanjutan
- Pemberian kredit oleh penjual ke pelanggan
- Lebih kompleks
3. B2G (Business to Government)
Interaksi terjadi antara organisasi dengan pemerintah. B2G memiliki karakteristik yang sama dengan B2B sehingga B2G dapat dikelompokkan kedalam B2B. B2G adalah turunan dari B2B yang sering disebut sebagai public sector marketing atau pemasaran sektor publik yang mencakup pemasaran produk dan jasa untuk berbagai tingkat pemerintahan, negara bagian dan lokal melalui integrated marketing communication atau komunikasi pemasaran terpadu seperti strategic public relation, advertising, dan komunikasi berbasis web.
4. B2E (Business to Education)
Interaksi yang terjadi antara organisasi dengan pendidikan. Sama halnya dengan B2G, B2E juga memiliki karakteristik yang sama dengan B2B.
SUMBER : wikipedia.org
NAMA : DEVI APRIANITA ROSADI
NPM : 30108550
Kelas : 3DB12
Jumat, 22 Oktober 2010
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah Sistem Informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah Sistem Informasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
- Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
- Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
- Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3 subsistem:
- Sistem pemrosesan transaksi
mendukung proses operasi bisnis harian.
- Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.
- Sistem pelaporan manajemen
yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.
Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen memproses berbagai transaksi non-keuangan yang tidak bisa diproses oleh SIA biasa.
Cara Kerja
Untuk memahami bagaimana SIA bekerja, perlu untuk menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut :
- Bagaimana mengoleksi data yang berkaitan dengan aktivitas dan transaksi organisasi?
- Bagaimana mentransformasi data kedalam informasi sehingga manajemen dapat menggunakan untuk menjalankan organisasi?
- Bagaimana menjamin ketersediaan, keandalan, keakuratan informasi ?
Manfaat
Sebuah SIA menambah nilai dengan cara:
- Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
- Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
- Meningkatkan efisiensi
- Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
- Meningkatkan sharing knowledge
- menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan
Minggu, 11 April 2010
Contoh Kasus Kawasan Nasional
Tiga-per-empat wilayah Maluku Utara adalah laut. Provinsi Kepulauan ini, menyimpan potensi sumber daya alam (SDA) yang luar biasa besarnya, meski belum banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Eksploitasi sumber daya hutan, tambang, laut, serta hasil pertanian dan perkebunan selama ini, memang lebih banyak tersedot ke pusat, atau memakmurkan segelintir. Belum lagi kerugian yang diderita akibat praktik pencurian kekayaan laut oleh kapal-kapal penangkap ikan asing.
Pembangunan kelautan dan perikanan dicanangkan demi kemaslahatan orang banyak di masa kini, sambil tetap menyisakan lingkungan yang lestari berikut sumber daya alam kandungannya bagi anak-cucu. Hal ini perlu mengingat sumber daya laut dan pesisir, ada yang dapat diperbaharui seperti perikanan, mangrove, energi gelombang, pasang surut, angin dan Ocean Thermal Energy Convertion (OTEC). Namun, banyak pula yang tidak dapat atau sangat sulit diperbaharui, seperti berbagai jenis mineral hasil pertambangan off shore dan terumbu karang.
Besarnya potensi kelautan dan perikanan di Maluku Utara terlihat dari angka berikut. Konon, laut kawasan yang berbatasan dengan Samudera Pasifik di Utara dan Laut Seram di Selatan ini, menyimpan potensi ikan dan hasil laut seperti tuna, cakalang, kakap, hiu, udang, tiram, teripang dan lainnya sekitar 135 juta ton per tahun, atau kurang lebih 3.32 ton per km. (Hasyim, dalam Kamaluddin et, al., 2000: 93)
Namun, meski berpotensi besar, sektor kelautan dan perikanan Maluku Utara, memiliki sejumlah kendala dan hambatan dalam pengembangan dan pengelolaannya. Secara mikroteknis, keterbatasan infrastruktur, aliran investasi atau modal, rendahnya inovasi teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, menjadi faktor penghambat untuk memanfaatkannya. Sedangkan, kebijakan ekonomi-mikro, politik, hukum nasional, dan kelembagaan yang tidak kondusif bagi pembangunan kelautan dan perikanan, merupakan hambatan makrostruktural. Selama kedua masalah ini belum dapat dipecahkan, potensi yang diibaratkan sebagai “raksasa tidur” itu, hanya menjadi “harta karun” yang mubazir. (bandingkan: Hasan/Ayubar, Kompas 1/4/2002)
Secara umum, sejarah kelautan dan perikanan – seperti halnya sejarah pertanian – ditandai oleh kecenderungan perubahan produksi subsisten untuk keperluan sendiri menjadi produksi untuk pasar. Transformasi tersebut merupakan persyaratan bagi peningkatan produktivitas. Selain memungkinkan pengadaan pangan bagi mayoritas penduduk yang bekerja di sektor lain, hal tersebut juga – dalam perhitungan rata-rata dunia – telah meningkatkan pendapatan mereka yang bekerja di dua sektor ini. Meski, tentu saja, tidak menutup kemungkinan bahwa akibat struktur pasar yang timpang dan diskriminatif serta anjloknya harga di pasar komoditi, membuat petani dan nelayan berorientasi pasar bisa bernasib lebih buruk ketimbang petani subsisten yang lebih tergantung pada kondisi alam.
Meski demikian, sebuah strategi pembangunan kelautan dan perikanan berkelanjutan tidak berarti kembali ke kelautan dan perikanan berorientasi subsisten. Yang seharusnya dilakukan adalah mempengaruhi proses di mana tiga dimensi – masing-masing ketahanan pangan, pengamanan pendapatan dan pembangunan berkelanjutan – yang dalam penerapannya seringkali mempunyai tujuan yang saling bertentangan (Zielkonflikte), agar bersinergi satu dengan lainnya. Bagi sektor kelautan dan perikanan, secara bertahap harus diadakan optimalisasi penangkapan ikan sambil menjaga kelestarian laut Maluku Utara. Artinya, selain peningkatan fishing effort (upaya tangkap) dan intensitas penangkapan (jumlah nelayan dan jumlah kapal ikan, termasuk pembangunan galangan kapal ikan), harus pula dilakukan semacam pemetaan daerah mana saja yang telah overfishing dan perlu di”istirahat”kan dan mana saja yang belum dan karena itu perlu dimanfaatkan secara optimal.
Untuk meningkatkan mutu dan nilai produk pascapanen, perlu dilakukan penyempurnaan dan tekonologi menyangkut teknologi pengemasan produk dan transportasi “life fish”. Tentu ini membawa sejumlah implikasi khusus yang terkait dengan akses terhadap modal dan teknologi penangkapan, termasuk didalamnya system informasi data satelit dan model hidrodinamika dalam penentuan fishing ground. (Dahuri, Kompas, 22/3/2002)
Semakin tergantungnya nelayan pada penghasilan (uang) untuk memenuhi kebutuhan pokok, berarti bahwa standar hidup nelayan kecil pun, semakin tergantung pada produksi untuk pasar, dan tidak cukup dengan cara subsisten. Hal yang mirip berlaku pula dalam hubungan produksi untuk pasar nasional dan global. Ekspor pada prinsipnya merupakan persyaratan bagi pendanaan komoditas impor yang dibutuhkan. Dengan demikian, produksi berorientasi ekspor akan bermakna bila mendatangkan penghasilan yang lebih tinggi dan stabil dibandingkan produksi berorientasi pasar dalam negeri.
Secara umum, yang menghadapi kesulitan dalam pengamanan pangan adalah para nelayan gurem. Hal ini juga disebabkan oleh urban bias dalam kebijakan pemerintah yang lebih menguntungkan atau mengacu pada kepentingan orang kota. Selain, tentu saja, akibat adanya proteksionisme agraria lewat dumping harga atas produk pertanian negara-negara industri.
Salah satu factor penting dalam pembangunan kelautan dan perikanan berkelanjutan berkaitan dengan terumbu karang dan mangrove (hutan bakau). Terumbu karang Indonesia yang luasnya 60.000-86.000 kilometer persegi adalah sama dengan seperdelapan luas terumbu karang dunia. Sayangnya, nasib terumbu karang tak seindah bentuknya. Buktinya, hasil penelitian tahun 2001 oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan mencatat setidaknya 70 persen terumbu karang di perairan Indonesia dalam keadaan rusak parah. Akibatnya, Indonesia menderita kerugian sekitar dua juta ton ikan per tahun. Kerugian juga dirasakan oleh nelayan tradisional yang umumnya tidak melaut melebihi 12 mil dari tepi pantai. Dari waktu ke waktu, hasil tangkapan nelayan terus merosot, mengakibatkan ongkos melaut lebih besar dibandingkan hasil penjualan ikan. (Sinar Harapan, 12/4/2002, hal. 12)
Hal yang mirip berlaku pula pada hutan mangrove yang dianggap sarang nyamuk dan hanya berguna sebagai kayu bakar. Padahal, akar-akar napas mangrove dapat menstabilkan pantai dengan menangkap berbagai bahan baik dari darat maupun dari laut sehingga menjadi ekosistem yang sangat subur. Berbagai organisme pun dari jasad renik hingga yang besar-besar berkumpul di hutan mangrove ini sebagai mata rantai kehidupan. Saat ini Indonesia adalah negara dengan hutan mangrove terbesar di dunia, yaitu seluas 3,5 juta hektar dari total 15 juta hektar hutan mangrove dunia. Sayangnya, proses perusakan hutan mangrove di Indonesia yang menjadi tempat menyimpan larva (benih) atau bahkan sebagai habitat ikan, udang dan kepiting dalam beberapa tahun terakhir ini, berlangsung sangat cepat. (Alikodra, Kompas, 18/4/2002) Kerugian yang diderita akan sangat dirasakan oleh generasi mendatang.
Pembangunan kelautan dan perikanan berkelanjutan mensyaratkan pembalikan resep-resep standar selama ini, baik itu berupa kebijakan modernisasi lewat program “Revolusi Biru”, maupun usulan alternatif seperti cara berproduksi subsisten, kebijakan swasembada pangan serta kampanye anti ekspor. Selain itu, perlu optimalisasi penyesuaian pada ekologi (lokal), serta persyaratan ekonomi dan sosial. Dalam kaitannya dengan pengentasan kemiskinan di daerah pedesaan, yang lebih penting adalah penghasilan yang diperoleh nelayan serta kestabilan dan distribusi produknya, dibandingkan apa jenis produk yang (harus) dihasilkan.
Dikaitkan dengan lemahnya ekonomi dan kehidupan rumah tangga nelayan, persiapan ke depan harus mencakup upaya memberdayakan nelayan. Ada paradigma yang sengaja dibangun di masa lalu yang mengatakan, amat sulit bahkan tidak mungkin nelayan bebas kemiskinan karena kulturnya tidak mendukung. Kenyataan di mancanegara, menunjukkan banyak contoh yang merupakan pembalikan paradigma tersebut. Tentu saja, dalam kondisi saat ini, dibutuhkan program pemihakan sehingga gap antara nelayan kecil dan para “bandar” ikan dan pengusaha bisa diperkecil.
Kelautan dan perikanan berkelanjutan, sangat tergantung pada pembangunan struktur pedesaan, terutama desa pesisir, yang terintegrasi secara regional dan nasional. Dalam kaitan ini, beberapa bidang berikut berperan menentukan. Pertama, struktur pemilikan dan penghasilan yang berperan dalam pendistribusian pendapatan. Kedua, struktur kelembagaan yang mengamankan dan boleh jadi merupakan persyaratan bagi proses pemerataan yang menguntungkan nelayan tradisional bermodal kecil, seperti pemasaran dan akses kredit, konseling kelautan dan perikanan dan peningkatan posisi tawar-menawar secara politis. Ketiga, infrastruktur material dan sosial seperti pendidikan, kesehatan, transportasi dan komunikasi. Terakhir, perbaikan struktur ekonomi terutama berkaitan dengan bidang KP serta ketersediaan lapangan kerja di luar sektor kelautan dan perikanan.
Bagi pembangunan pedesaan (pesisir), berlaku pula tuntutan berikut: “Harga harus mengatakan kebenaran”, artinya secara implisit harga jual mengandung harga sosial dan ekologi yang diakibatkan oleh penggunaan sebuah produk. Di Eropa, tuntutan ini misalnya, berhasil menelorkan apa yang disebut Pajak-C02. Sektor kelautan tidak boleh hanya dipandang dari sudut hubungan antara nelayan dan laut, tetapi dalam keterkaitan struktural pembangunan pedesaan yang, tentu saja, juga tergantung pada perkembangan nasional maupun global. Untuk itu, penghasilan nelayan harus menjadi ukuran situasi ekonomi penduduk pedesaan. Selain itu, pemberlakuan kebijakan KP berkelanjutan mensyaratkan transformasi sosio-kultural, berupa pengembangan kearifan tradisional, pembaruan pemahaman tentang pembangunan serta penilaian baru tentang kondisi dan persyaratan (ketahanan) alam.
Wawasan Nasional Bangsa Indonesia
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi: "Britain rules the waves". Ini berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.
ada bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang:- Satu kesatuan wilayah
- Satu kesatuan bangsa
- Satu kesatuan budaya
- Satu kesatuan ekonomi
- Satu kesatuan hankam.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan.